Pertempuran di ibukota Ossetia Selatan, wilayah Georgia yang memberontak telah menewaskan sekitar 1.600 orang, kata seorang jurubicara kelompok separatis, yang dikutip kantor berita Interfax, Sabtu.
"Menurut catatan kami sekitar 1.600 orang tewas di Tskhinvali," kata kantor berita itu mengutip pernyataan jurubicara pemerintah Ossetia Selatan Irina Gagloyeva.
"Kami merawat sekitar 90 orang yang cedera di rumah sakit Tskhinvali. Rumah sakit itu terus ditembaki," katanya.
Sementara itu kantor berita Reuters melaporkan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyebut wilayah Ossetia Selatan sekarang sebagai "malapetaka kemanusiaan.
"Orang-orang yang bertanggungjawab atas malapetaka kemanusiaan itu harus memikul tanggungjawab atas apa yang telah mereka lakukan," kata kantor-kantor berita Rusia mengutip pernyataan Medvedev kepada para pejabat yang dipanggil untuk membicarakan bantuan kemanusiaan ke provinsi itu.
Tugas kita adalah membantu mengatasi konsekuensi malapetaka kemanusiaan itu."
Lebih dari 30.000 pengungsi dari provinsi Georgia yang memisahkan diri Ossetia Selatan telah melarikan diri dari pertempuran ke Rusia, kata kepala staf pemerintah Rusia Sergei Sobyanin di sini Sabtu.
"Dalam tempo 36 jam yang lalu lebih dari 30.000 orang telah menyeberangi perbatasan," kata Sobyanin dalam satu pertemuan yang dipimpin oleh Presiden Dmitry Medvedev, kata laporan kantor berita Itar-Tass.
Sumber : Antara/VM